
Pertandingan antara timnas Italia versus timnas Israel dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Eropa beberapa waktu lalu sempat diwarnai dengan seruan untuk menggelar aksi boikit sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina.
Sejumlah pihak meminta Italia untuk memboikot pertandingan tersebut. Namun, Presiden Federasi Sepak Bola Italia (FIGC), Gabriele Gravina ternyata tegas menolak ide tersebut.
Ia tidak mau merusak nilai-nilai olahraga dan mencapuradukan dengan urusan politik. Lebih dari itu, jangan sampai keputusan itu justru merugikan timnya.
Ya, bila sampai Italia tak bertanding maka akan memberikan keuntungan bagi Israel untuk bisa melenggang ke putaran final tahun depan di Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada.
“Bentrokan tersebut tidak diumumkan dan disebabkan oleh orang-orang yang tidak ada hubungannya dengan para demonstran pro-Palestina. Sepertinya itu adalah geng terorganisir yang hanya ingin menghancurkan sesuatu,” beber Gravina pada TMW.
Lebih lanjut, ia mengatakan dirinya tidak habis pikir dengan gagasan untuk boikot pertandingan tersebut.
“Saya yakin mereka yang bilang laga itu seharusnya tidak dimainkan mengatakan omong kosong besar.”
Ia pun melancarkan pertanyaan retoris terkait dampak lanjutan dari aksi tersebut yang jelas-jelas akan merugikan timnas Italia.
“Apakah kita seharusnya kalah secara otomatis, mendapat pengurangan poin, dan mengirim Israel ke Piala Dunia? Saya sulit memahami ini. Kitalah yang membangun sepak bola, dan kita harus Bersatu.”
Pertandingan ini akhirnya tetap berjalan meski sempat ada ketegangan di luar stadion. Laga berlangsung denga naman baik di dalam maupun di luar lapangan. Italia pun berhasil meraih kemenangan tiga gol tanpa balas sekaligus menjaga peluang untuk kembali tampil di panggung dunia setelah absen di dua edisi terakhir.
Gravina malah melihat suasana begitu positif di dalam stadion dan memastikan pihaknya tidak memiliki masalah dengan Israel.
“Suasana di dalam stadion penuh kegembiraan dan ketenangan. Ada yang menang dan yang kalah, tetapi kami selalu berhubungan baik dengan manajemen Israel.”
Lebih menarik lagi, pertandingan ini dimainkan setelah ada gencatan senjata antara pihak yang bertikai.
“Mungkin itu pertanda takdir, tetapi pertandingan itu dimainkan setelah konflik yang tampaknya tak berujung dihentikan,” pungkasnya.
Berkat kemenangan atas Israel, Italia pun mengantongi tiga poin. Italia kini mengemas 15 poin dari enam pertandingan dan menempati posisi kedua dengan selisih tiga poin dari Norwegia di urutan teratas.
Dengan dua pertandingan tersisa, hampir mustahil bagi Italia untuk menggusur Norwegia. Satu-satunya jalan bagi Italia untuk kembali pentas di panggung Piala Dunia adalah memastikan tempat di zona play-off.
Sementara itu, Israel menempati posisi ketiga dengan sembilan poin dari tujuh laga yang telah dijalani. Dengan satu laga tersisa, tim ini sudah dipastikan tersingkir dalam perburuan tiket ke Piala Dunia 2026.