
Perjuangan Indonesia untuk meminta Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) untuk menyesuaikan jadwal timnas Indonesia di ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, berbuah manis.
AFC akhirnya berkenan untuk mengubah jadwal pertandingan Indonesia saat menghadapi Irak di pertandingan kedua Grup B pada 11 Oktober 2025.
Semula, kedua tim dijadwalkan bentrok pada pukul 18.00. Karena mempertimbangkan waktu pemulihan pemain Indonesia yang terlalu singkat, maka AFC menetapkan pertandingan tersebut akan digelar pada pukul 22.30 waktu setempat.
Indonesia memang butuh waktu pemulihan lebih lama karena sebelum menghadapi Irak, skuad Garuda harus menghadapi tuan rumah Arab Saudi pada 8 Oktober. Waktu pemulihan tentu sangat singkat untuk menghadapi dua pertandingan krusial ini.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir memberikan apresiasi kepada AFC yang memberikan respon positif atas surat yang dilayangkan untuk menyesuaikan jadwal pertandingan.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada AFC atas respons positif dan keputusan yang mencerminkan semangat sportivitas dan keadilan dalam olahraga,” tandas Erick melansir situs resmi PSSI.
Erick mengatakan penyesuaikan seperti ini bukan baru pertama terjadi. Sebelumnya, Indonesia juga berkenan mengakomodasi permintaan Jepang untuk menjadwal ulang pertandingan. Ia sepak bola akan terus berkembang dengan menjunjung tinggi sportivitas.
“Indonesia pun sebelumnya pernah mengakomodasi permntaan Jepang untuk penjadwalan ulang pertandingan, dan kami percaya bahwa saling menghormati serta menjunjung prinsip fair play adalah kunci kemajuan bersama.”
Dengan demikian, Indonesia kini mengalihkan perhatian untuk mempersiapkan diri menghadapi Arab Saudi.
Sebelum terbang ke Timur Tengah, armada Patrick Kluivert akan menggelar pemusatan latihan dan uji coba pada bulan September nanti.
Indonesia masih terus memelihara mimpi tampil di Piala Dunia tahun depan di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.
Namun syaratnya sangat berat. Indonesia harus keluar sebagai juara grup di ronde keempat ini bila ingin lolos otomatis.
Atau menjadi runner-up yang kemudian masih harus melewati jalan berliku di ronde kelima dan play-off antarkonfederasi.