Mimpi timnas Indonesia pentas di Piala Dunia 2026 sudah pupus menyusul hasil negatif di ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia beberapa waktu lalu.
Kegagalan skuad Garuda terbang hingga ke panggung dunia juga dirasakan oleh mantan pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong (STY).
STY juga ikut andil menukangi timnas Indonesia sejak putaran pertama hingga babak ketiga sebelum diberhentikan pada Januari 2025 dan digantikan oleh Patrick Kluivert.
STY ikut merasa kecewa dengan kegagalan timnas Indonesia. Sebelumnya, ia sempat menaruh keyakinan timnas Indonesia bisa berbicara banyak dan mengukir sejarah baru.
“Tentu saya merasa kecewa. Saat saya masih di sana, sempat ada keyakinan bahwa jika kami bersiap dengan baik, Timnas Indonesia mungkin bisa langsung lolos dari babak ketiga,” tandas STY.
Lebih lanjut, juru taktik asal Korea Selatan itu tetap memberikan apresiasi atas perjuangan para pemain Indonesia yang sudah berjuang dan bekerja keras.
“Namun, saya tetap menilai tim sudah bekerja dengan baik karena berhasil mencapai babak keempat,” sambungnya.
Ia menyebut bila persiapan dilakukan lebih matang, Indonesia seharusnya bisa melangkah lebih jauh.
“Meski begitu, tersingkir di tahap itu tetap menyisakan penyesalan. Seandainya persiapan dilakukan sedikit lebih matang, mungkin hasilnya bisa berbeda.”
Ia pun melihat masa depan sepak bola Indonesia akan cerah. Ia optimis kegagalan kali ini bisa ditebus di Piala Dunia 2030. Syaratnya, persiapan harus dilakukan secara matang.
“Saya pikir peluang itu ada. Sepak bola Indonesia sedang berkembang, dan jika persiapan dilakukan dengan serius, saya percaya Indonesia bisa tampil di Piala Dunia 2030.”
Ia masih menyesali kegagalan timnas Indonesia saat menghadapi Irak di putaran keempat yang berakhir dengan kekalahan 0-1. Menurutnya, Indonesia seharusnya bisa tampil lebih baik.
“Secara permainan, saya rasa Irak tampil sangat baik. Tapi kami seharusnya bisa lebih detail dalam mempersiapkan strategi untuk mengalahkan mereka.”
Saat ini, ia melihat skuad timnas Indonesia sudah solid. Materi pemain sudah merata di berbagai sektor. Hanya saja, ia memberi catatan untuk lini serang yang masih perlu lebih tajam dan agresif.
“Lini belakang Indonesia sebenarnya tidak buruk, namun sektor serangan perlu lebih kuat dan agresif.”
STY menyebut Indonesia sudah punya kesempatan dan peluang. Hanya saja masih belum bisa dimaksimalkan.
“Seandainya pemain dengan daya juang lebih tinggi bisa tampil, mungkin hasilnya lain. Kesempatan itu ada, tetapi kami gagal memanfaatkannya. Itu hal yang sangat disayangkan,” tutupnya.
