Babak final nasional akan digelar di Mall Artha Gading akhir pekan ini, mempertaruhkan tiket ke New Delhi dan melanjutkan dominasi Indonesia sebagai juara bertahan Valorant di panggung Asia Pasifik.

Jakarta, 9 November 2025 – Panggung esports terbesar di Asia Pasifik kembali memanas. Acer Indonesia, melalui lini gaming andalannya, Predator Gaming, telah secara resmi mengumumkan puncak dari rangkaian kualifikasi nasional mereka: Indonesian Final: Road to APAC Predator League 2026. Acara yang sangat dinanti ini akan diselenggarakan sebagai ajang LAN offline yang megah pada akhir pekan ini, 15-16 November 2025, bertempat di Mall Artha Gading, Jakarta.
Pengumuman ini tidak hanya menandai dimulainya perburuan tiket emas menuju Grand Final APAC Predator League 2026, tetapi juga menjadi bukti nyata dari komitmen berkelanjutan Acer terhadap pengembangan ekosistem esports di Tanah Air. Para tim terbaik dari seluruh Indonesia akan bertarung dalam dua game utama, DOTA 2 dan Valorant, untuk memperebutkan total prize pool kualifikasi nasional sebesar Rp 250 Juta dan, yang paling penting, hak untuk mewakili Indonesia di panggung internasional.
Grand Final APAC Predator League 2026 sendiri dijadwalkan akan berlangsung di New Delhi, India, pada 10-11 Januari 2026, dengan total hadiah fantastis senilai USD $400.000 (sekitar Rp 6,6 Miliar).
Komitmen Berkelanjutan: Visi Acer untuk Esports Indonesia
Selama bertahun-tahun, Predator League telah menjelma dari sekadar turnamen menjadi sebuah institusi yang melahirkan talenta-talenta baru dan memperkuat posisi Indonesia di kancah global. Sejak dimulainya pendaftaran online qualifiers dan I-Cafe Attack di 13 kota pada 30 September 2025 lalu, antusiasme komunitas telah terbukti luar biasa.
Leny Ng, President Director Acer Indonesia, dalam berbagai kesempatan, menegaskan bahwa inisiatif ini adalah bagian dari visi jangka panjang perusahaan. “APAC Predator League bukan hanya sebuah kompetisi, tetapi juga sebuah wadah bagi talenta-talenta muda untuk mengasah kemampuan mereka, bersaing di tingkat dunia, dan menginspirasi generasi gamer berikutnya,” ujar Leny Ng. “Kami ingin secara aktif mendorong perkembangan ekosistem esports nasional sekaligus membuka ruang seluas-luasnya bagi generasi muda untuk mengembangkan potensi mereka di industri gim.”
Tahun ini, memasuki edisi ketujuh, Predator League telah berkembang dari delapan negara pada debutnya di tahun 2018 menjadi lebih dari 15 negara di kawasan Asia Pasifik. Hal ini menjadikannya salah satu turnamen grassroots paling bergengsi dan paling ditunggu di kalender esports.
Pertarungan Sengit di Dua Arena: Valorant dan DOTA 2
Fokus utama dari Indonesian Final akhir pekan ini akan tertuju pada dua cabang game FPS dan MOBA terpopuler. Namun, format dan narasi untuk kedua game ini sangat berbeda dan menarik untuk disimak.
Valorant: Misi Mempertahankan Mahkota Juara
Bagi Indonesia, cabang Valorant memiliki arti yang sangat spesial. Indonesia adalah juara bertahan APAC Predator League setelah tim Alter Ego secara mengejutkan berhasil menjuarai Grand Final APAC 2025 di Kuala Lumpur, Malaysia. Beban untuk mempertahankan gelar kini ada di pundak para perwakilan yang akan berangkat ke New Delhi.
Format Indonesian Final untuk Valorant tahun ini pun unik. RRQ (Rex Regum Qeon), yang juga merupakan Brand Ambassador Predator Gaming Indonesia, mendapatkan kehormatan untuk mewakili Indonesia melalui jalur undangan khusus.
Namun, masih ada dua tiket tersisa yang akan diperebutkan dengan sengit di Mall Artha Gading. Empat tim elite yang berhasil lolos dari kualifikasi panjang akan saling berhadapan: BOOM Esports, Kertanegara Esports, Team Nemesis, dan La Familia. Pertarungan empat tim ini untuk memperebutkan dua slot ke India dipastikan akan menjadi tontonan beroktan tinggi.
DOTA 2: Duel Klasik Para Legenda
Di arena DOTA 2, para penggemar akan disuguhkan “duel klasik” yang mempertemukan para veteran dengan penantang baru. Delapan tim terbaik akan bertarung, namun sorotan utama tertuju pada dua nama besar yang memimpin tim mereka masing-masing.
Tim legendaris Helios, yang dipimpin oleh ikon DOTA 2 Indonesia, Muhammad “YouK” Rizky, akan ditantang oleh tim Nitro yang dikomandoi oleh Randy “Dreamocel” Sapoetra. Kehadiran mereka, bersama dengan tim kuda hitam seperti Rekonix dan Bro D, menjanjikan pertarungan strategi dan pengalaman yang akan menggetarkan panggung utama. Ini adalah pertarungan antara pengalaman dan ambisi muda untuk menentukan siapa yang layak membawa bendera Merah Putih.
Lebih dari Sekadar Turnamen: Sebuah Festival Komunitas
Sesuai dengan tradisi Predator League, Acer Indonesia tidak hanya menggelar pertandingan. Indonesian Final 2026 dirancang sebagai sebuah festival esports yang merangkul seluruh lapisan komunitas. Pengunjung Mall Artha Gading akan dimanjakan dengan berbagai aktivitas menarik di luar panggung utama.
Selain showmatch spesial dan sesi meet and greet bersama tim RRQ Valorant pada hari Minggu (16 November), acara ini juga akan diramaikan dengan:
- Kompetisi Tekken 8: Menandai ekspansi Predator League ke genre fighting game, memberikan panggung bagi komunitas Tekken untuk unjuk gigi.
- Acer Experience Zone: Pengunjung dapat mencoba langsung lini produk gaming terbaru dari Acer, termasuk laptop bertenaga AI seperti Predator Helios Neo 16S AI dan Nitro V15.
- Local Game Showcase: Sebuah area khusus untuk memamerkan game-game buatan developer lokal, mendukung industri game dalam negeri.
- Cosplay Competition & Maid Café: Melengkapi kemeriahan acara dengan elemen budaya pop yang kental dan dicintai oleh komunitas.
Ulasan: Langkah Krusial Menuju Dominasi Global
Pengumuman Indonesian Final: Road to APAC Predator League 2026 oleh Acer Indonesia ini lebih dari sekadar jadwal turnamen. Ini adalah sebuah pernyataan. Setelah kemenangan gemilang Alter Ego di Valorant tahun lalu, mata Asia Pasifik kini tertuju pada Indonesia. Tekanannya besar, namun begitu pula potensinya.
Struktur kualifikasi yang dimulai dari grassroots (I-Cafe Attack) di 13 kota hingga panggung megah di Jakarta menunjukkan ekosistem yang sehat dan kompetitif. Keputusan untuk memberi panggung pada Tekken 8 juga merupakan langkah cerdas untuk merangkul komunitas yang lebih luas.
Bagi para tim, ini adalah pertaruhan terbesar mereka tahun ini. Bagi para penggemar, ini adalah kesempatan untuk menyaksikan langsung pahlawan-pahlawan esports nasional bertarung memperebutkan kehormatan. Dengan Grand Final di New Delhi yang sudah di depan mata, Indonesian Final di Mall Artha Gading akhir pekan ini adalah gerbang pembuka bagi Indonesia untuk sekali lagi membuktikan bahwa kita adalah kekuatan dominan di panggung esports Asia Pasifik.
