Dominasi Raja Langit berlanjut. Sempat kecolongan di game pertama, ONIC mengamuk di empat game berikutnya dan mengukuhkan status mereka sebagai tim MLBB terbaik di Indonesia dengan gelar ke-8.
Jakarta, 3 November 2025 – Panggung termegah Mobile Legends: Bang Bang Professional League Indonesia (MPL ID) Season 16 telah resmi ditutup. Pada hari Minggu, 2 November 2025, Nusantara International Convention Exhibition (NICE), PIK2, menjadi saksi penobatan sang raja. Dalam laga Grand Final yang dinanti-nantikan, ONIC berhasil menaklukkan penantang mereka, Alter EGO (AE), dengan skor telak 4-1.

Kemenangan dalam format Best of 7 (Bo7) ini tidak hanya memberikan ONIC gelar MPL ID mereka yang ke-8, tetapi juga menjadi penegasan dominasi back-to-back mereka di kancah domestik. Bagi Alter EGO, ini adalah patah hati kedua di Grand Final, mengulang mimpi buruk mereka yang gagal meraih piala perdana.
Kedua tim sebenarnya telah mengamankan tiket M7 World Championship, namun pertarungan ini adalah soal gengsi, pembuktian, dan gelar “Raja Galaxy” yang sesungguhnya.
Narasi Final: Penebusan vs Dominasi
Pertandingan ini adalah ulangan dari Final Upper Bracket, di mana ONIC berhasil mengirim Alter EGO ke lower bracket dengan skor tipis 3-2. Alter EGO, bagaimanapun, datang ke Grand Final dengan momentum besar setelah berjuang dari neraka lower bracket, membungkam EVOS Legends 4-2 dalam laga maraton yang emosional.

Pertanyaannya sederhana: Mampukah Alter EGO, dengan semangat juang yang membara, membalaskan dendam dan mematahkan kutukan Grand Final mereka? Ataukah ONIC, sang Raja Langit yang beristirahat penuh, akan terlalu kuat untuk dibendung?
Ulasan Lengkap Pertandingan: ONIC vs Alter EGO (4-1)
Game 1: Kejutan Awal dari Sang Penantang (AE 1-0 ONIC)
Alter EGO membuktikan bahwa mereka tidak datang ke Grand Final hanya untuk menjadi pelengkap. Sejak draft pick, AE menunjukkan niat mereka untuk bermain agresif. Benar saja, game pertama berjalan di luar dugaan.
Alter EGO, dipimpin oleh Nino (Yu Zhong) yang bermain luar biasa, berhasil mendikte tempo permainan. Mereka unggul dalam setiap team fight dan rotasi. ONIC, yang dikenal dengan permainan disiplin, tampak kewalahan menghadapi agresi tanpa henti dari El Familia. Dalam pertarungan yang berlangsung selama 20 menit, Alter EGO mengunci game pertama dengan skor kill telak 21-12. ONIC kecolongan, dan harapan bagi AE untuk meraih gelar pertama mereka menyala terang.
Game 2: Raja Langit Bangkit (AE 1-1 ONIC)
Tersengat oleh kekalahan di game pertama, ONIC melakukan reset total. Mereka tidak panik. Di game kedua, ONIC kembali ke formula kemenangan mereka. Kairi (Hayabusa), yang pergerakannya sedikit terbatas di game pertama, kini menemukan ruangnya.
Permainan disiplin ONIC mulai terlihat. Mereka mengamankan objektif Turtle dan mengontrol map dengan lebih baik. Perang besar terjadi di area Lord, di mana eksekusi Kairi yang sempurna berhasil menumbangkan damage dealer AE. ONIC menyamakan kedudukan 1-1 dalam waktu 16 menit, mengirim pesan jelas bahwa mereka telah “bangun”.
Game 3: ONIC Temukan Ritme (AE 1-2 ONIC)
Momentum telah berbalik sepenuhnya. Di game ketiga, ONIC menunjukkan mengapa mereka adalah tim upper bracket. Permainan mereka menjadi jauh lebih solid dan menakutkan. Sanz (Mid Laner) dan Skylar (Gold Laner) mulai mendominasi lane mereka.
Alter EGO, yang di game pertama tampil menekan, kini tidak bisa mengembangkan permainan. ONIC mengontrol seluruh jalannya laga, tidak memberikan AE napas sedikit pun. Game ketiga menjadi milik ONIC dalam kemenangan yang sangat cepat, ditutup di menit ke-11. ONIC berbalik unggul 2-1.
Game 4: Neraka Bagi Alter EGO (AE 1-3 ONIC)
Game keempat adalah potret dominasi absolut ONIC. Jika game ketiga cepat, game ini lebih mirip pembantaian. Kairi dkk. bermain “tanpa rem”. Alter EGO terlihat melakukan sejumlah kesalahan fatal, salah perhitungan, dan tampak goyah secara mental.
ONIC menghukum setiap kesalahan kecil. Mereka menginvasi jungle, memenangkan setiap kontes Turtle, dan melakukan snowballing dengan sempurna. Kairi, Sanz, dan Kiboy (Roamer) bergerak sebagai satu unit yang mematikan. Dengan perbedaan net worth yang terlalu jauh, ONIC kembali mengakhiri perlawanan AE dalam waktu cepat di menit ke-13, dengan skor kill mencolok 12-3. ONIC berada di atas angin, match point 3-1.
Game 5: Penobatan Sang Juara (AE 1-4 ONIC)
Di ambang kekalahan, Alter EGO mencoba segalanya untuk memperpanjang napas. Namun, ONIC yang sudah mencium bau kemenangan, tidak mengendurkan tekanan.
Sanz mengamankan first blood di early game, disusul dengan Turtle pertama dan kedua yang kembali diamankan oleh Kairi. Dominasi ONIC tak terbendung. Alter EGO berjuang mati-matian, namun setiap upaya mereka untuk melawan selalu dipatahkan oleh positioning disiplin dan damage masif dari Skylar dan Sanz.
Pertarungan terakhir terjadi di area Lord ketiga. ONIC berhasil mengamankan Lord dan langsung merangsek masuk ke base utama Alter EGO yang sudah rapuh. Base Turret hancur. ONIC mengunci kemenangan 4-1 dan memastikan gelar juara MPL ID Season 16.
Kairi Finals MVP, Dominasi ONIC Sempurna
Kemenangan ini terasa lengkap dengan dinobatkannya jungler fenomenal ONIC, Kairi “Kairi” Rayosdelsol, sebagai Finals MVP. Performanya yang konsisten, terutama kebangkitannya menggunakan Hayabusa di game kedua dan dominasinya di game-game selanjutnya, menjadi faktor pembeda terbesar.

Ini melengkapi dominasi ONIC musim ini, di mana Gilang “Sanz” juga telah dianugerahi sebagai Regular Season MVP.
Bagi Alter EGO, perjalanan mereka harus berakhir di posisi runner-up. Perjuangan heroik mereka dari lower bracket tetap patut diapresiasi, namun trofi MPL masih menjadi mimpi yang belum terwujud bagi Nino dkk.
Kini, MPL ID S16 telah usai. Namun, misi belum berakhir. Sang juara MPL ID S16 ONIC dan Alter EGO akan menjadi dua perwakilan Indonesia yang berjuang di panggung dunia, M7 World Championship, yang akan digelar di Jakarta.
