
Panggung utama Valorant Champions 2025 di Paris bergemuruh saat dua raksasa dari regional berbeda, G2 Esports dan Paper Rex, bertemu dalam laga perempat final upper bracket yang berlangsung brutal. Melalui tiga peta yang menguras emosi dan menampilkan permainan tingkat tertinggi, Paper Rex berhasil keluar sebagai pemenang dengan skor akhir 2-1, mengirim G2 Esports ke jurang lower bracket dalam sebuah pertarungan yang akan dikenang sebagai salah satu laga paling keras di turnamen ini.
Pertandingan yang dihelat pada Kamis malam waktu setempat ini mempertemukan dua filosofi Valorant yang kontras. Di satu sisi, G2 Esports hadir dengan bendera VCT Americas, membawa gaya permainan yang taktis, disiplin, dan mengandalkan eksekusi presisi. Di sisi lain, Paper Rex, sang raja dari Pasifik, datang dengan reputasi gaya bermain “W Gaming” mereka yang agresif, kacau, dan penuh dengan duel-duel tak terduga yang memukau penonton.
Benturan gaya ini langsung terasa sejak peta pertama, Lotus, yang merupakan pilihan dari Paper Rex. G2 Esports memulai dengan kuat di sisi attacker, berhasil mengamankan pistol round dan menunjukkan kemampuan mereka dalam mengontrol tempo permainan. Namun, Paper Rex tidak tinggal diam. Mereka dengan cepat membalas di ronde anti-eco dan laga pun langsung berjalan alot. Kedua tim saling berbalas ronde, menunjukkan ketahanan ekonomi dan kemampuan adaptasi yang luar biasa. Paruh pertama berakhir dengan skor imbang 6-6, sebuah cerminan sempurna dari keseimbangan kekuatan kedua tim.
Memasuki paruh kedua, G2 kembali mengambil inisiatif. Mereka berhasil unggul hingga ke titik 10-8 dan tampaknya akan merebut peta pilihan lawan. Namun, di sinilah mentalitas baja Paper Rex bersinar. Dipimpin oleh aksi-aksi individual brilian dari Jason “f0rsakeN” Susanto, PRX mulai membalikkan keadaan. Momen krusial terjadi saat G2 Esports secara mengejutkan kehilangan tiga ronde krusial dalam situasi unggul jumlah pemain (5v3), sebuah kesalahan fatal di level setinggi ini. Salah satu momen pahit bagi G2 adalah whiff atau kegagalan tembakan dari pemain bintang mereka, “leaf”, yang membuka jalan bagi kebangkitan PRX. Akhirnya, Wang “Jinggg” Jing Jie menutup perlawanan G2 dan mengamankan Lotus untuk Paper Rex dengan skor tipis 13-11.
Tertinggal satu peta, G2 Esports tidak gentar. Mereka justru memberikan kejutan di peta kedua dengan memilih “Corrode”, sebuah peta yang belum pernah dimainkan oleh Paper Rex sepanjang Valorant Champions 2025. Pilihan ini terbukti efektif untuk meredam agresivitas PRX. G2 menampilkan komposisi agen yang unik dengan double controller, sementara Paper Rex tetap setia pada gaya mereka dengan menurunkan double duelist.
Seperti di peta pertama, pertarungan di Corrode berlangsung sangat ketat. Paper Rex sempat unggul di awal, namun G2 berhasil mencuri ronde-ronde krusial melalui permainan cerdas dan beberapa aksi clutch dari Trent “trent” Cairns dan “leaf”. Skor di paruh pertama lagi-lagi berakhir imbang 6-6. Di babak kedua, giliran Paper Rex yang sempat di atas angin, namun G2 kembali menunjukkan resiliensi mereka. Momen penentu terjadi saat Ilya “something” Petrov dari PRX nyaris memenangkan ronde dengan situasi 1v2, namun G2 berhasil menahan defuse dan memaksa pertandingan ke babak overtime. Setelah saling berbalas poin di dua overtime pertama, G2 akhirnya berhasil menemukan celah dan menutup perlawanan sengit Paper Rex dengan skor 15-13, menyamakan kedudukan menjadi 1-1 dan memaksa laga berlanjut ke peta penentuan.
Peta ketiga, Ascent, menjadi panggung klimaks dari drama tiga babak ini. Dengan momentum yang seimbang dan tensi yang mencapai puncaknya, kedua tim bermain habis-habisan untuk mengamankan tempat di semifinal upper bracket. Di peta penentuan ini, agresivitas khas Paper Rex menjadi faktor pembeda. Mereka berhasil mendikte tempo sejak awal, menekan pertahanan G2 dari berbagai sudut dan memenangkan duel-duel krusial. Kombinasi serangan cepat dan koordinasi tim yang apik membuat G2 kewalahan.
Meskipun G2 berusaha keras untuk memberikan perlawanan, Paper Rex tampil lebih solid dan tanpa ampun di Ascent. Mereka terus mengakumulasi keunggulan ronde, tidak memberikan ruang bagi G2 untuk mengembangkan permainan mereka. Pada akhirnya, Paper Rex berhasil mengandaskan perlawanan G2 Esports di peta ketiga dengan skor yang meyakinkan, menutup seri pertandingan keras ini dengan kemenangan 2-1.
Kemenangan ini tidak hanya mengantarkan Paper Rex ke semifinal upper bracket, selangkah lebih dekat dengan gelar juara dunia, tetapi juga menegaskan kembali status mereka sebagai salah satu tim terbaik di dunia dengan gaya bermain yang unik dan menghibur. Di sisi lain, kekalahan ini menjadi pukulan telak bagi G2 Esports. Perjalanan mereka di Valorant Champions 2025 kini berada di ujung tanduk, di mana mereka harus berjuang mati-matian di lower bracket tanpa ada lagi jatah untuk kekalahan. Laga ini sekali lagi membuktikan bahwa di panggung sebesar Valorant Champions, setiap ronde, setiap keputusan, dan setiap peluru memiliki arti yang sangat besar.