Jakarta, 27 Oktober 2025 – Babak Regular Season dari turnamen Mobile Legends: Bang Bang Professional League (MPL) Indonesia Season 16 telah resmi berakhir. Selama sembilan minggu, sejak 22 Agustus hingga 19 Oktober 2025, panggung MPL Arena telah menjadi saksi bisu dari drama, strategi, dan pertarungan mekanik tingkat tertinggi. Musim ini tidak hanya melahirkan bintang-bintang baru dan mengukuhkan yang lama, tetapi juga mencatat sejarah yang akan dikenang selamanya.

Sembilan tim terbaik di Indonesia telah bertarung dalam format double round-robin (BO3) untuk memperebutkan enam tiket berharga menuju babak Playoff. Hasilnya adalah sebuah kanvas yang dilukis dengan dominasi absolut, kebangkitan yang tak terduga, dan tragedi yang memilukan.
Musim reguler S16 ditutup dengan enam tim yang berhak melaju: ONIC Esports, Bigetron by Vitality (BTR), Alter Ego, EVOS Glory, Dewa United Esports, dan NAVI.
Bagi tiga tim terbawah—RRQ Hoshi, Geek Fam, dan Team Liquid ID—musim mereka telah berakhir. Namun, dari ketiga nama tersebut, satu nama menggema lebih keras dari yang lain. Untuk pertama kalinya dalam 16 musim sejarah MPL Indonesia, sang “Raja dari Segala Raja”, RRQ Hoshi, gagal melaju ke babak Playoff.
Ini adalah rangkuman lengkap dari apa yang telah terjadi di salah satu MPL ID S16 regular season paling dramatis dalam sejarah.
RANGKUMAN REGULAR SEASON MPL ID S16
BAGIAN 1: SANG PENGUASA TAK TERGOYAHKAN (PERINGKAT 1 & 2)
Musim ini, kita melihat adanya pergeseran kekuatan yang signifikan, meski takhta tertinggi masih diduduki oleh nama yang sama. Namun, sang penantang utama telah berganti rupa menjadi robot merah yang jauh lebih mematikan.
1. ONIC Esports (14-2): Konsistensi ‘Sang Landak Langit’
Tidak ada yang bisa menyentuh ONIC. Dengan rekor akhir 14 kemenangan dan hanya 2 kekalahan, ONIC sekali lagi membuktikan mengapa mereka adalah tim terbaik di Indonesia. Mereka mengamankan slot Upper Bracket Semi-Finals dengan superioritas yang nyaris tanpa cela.

Kekuatan ONIC musim ini terletak pada fondasi mereka yang sudah matang. Duet mid-jungle terbaik dunia, Sanz dan Kairi, kembali menjadi motor penggerak utama. Sanz, yang dianugerahi MVP Mingguan pada Pekan 1 dan Pekan 4, menunjukkan kedalaman hero pool dan pengambilan keputusan yang brilian. Sementara Kairi, sang ‘Miracle Boy’, terus menjadi mimpi buruk bagi jungler lawan, yang dibuktikannya dengan gelar MVP Mingguan di Pekan 3.
Mereka bukan hanya tim yang kuat secara individu, tetapi juga tim yang paling disiplin. ONIC adalah tim yang paling sedikit melakukan kesalahan. Mereka tahu kapan harus bermain agresif dan kapan harus bermain objektif. Bahkan dalam dua kekalahan mereka, ONIC tidak pernah terlihat “dibantai”; mereka kalah dalam pertarungan yang tipis. Dengan game win rate tertinggi (29-7), ONIC mengirimkan pesan yang jelas: takhta ini adalah milik mereka, dan siapapun yang ingin merebutnya harus berjuang mati-matian.
2. Bigetron by Vitality (12-4): Kebangkitan ‘Sang Robot Merah’
Jika ONIC adalah raja yang konsisten, Bigetron by Vitality (BTR) adalah sang pangeran yang telah tumbuh menjadi penantang sejati. Musim ini adalah musim pembuktian bagi BTR. Mereka tidak lagi hanya menjadi “tim kuda hitam”; mereka adalah kekuatan dominan.

Mengamankan peringkat kedua dan slot Upper Bracket Semi-Finals, BTR menunjukkan skuad yang paling merata kekuatannya di liga. Ini terbukti dari distribusi gelar MVP Mingguan. BTR menyabet lima dari sembilan gelar MVP Mingguan, yang diraih oleh empat pemain berbeda: Shogun (Pekan 2), Nnael (Pekan 5), EMANN (Pekan 6 & 8), dan Moreno (Pekan 9).
Ini menunjukkan bahwa BTR bisa menang melalui lane mana saja. EMANN di gold lane kembali ke performa puncaknya, menjadi mesin damage yang stabil. Namun, sorotan besar tertuju pada Shogun, rookie jungler mereka yang juga memenangkan “Rookie of the Week” di Pekan 4 dan Pekan 8. Shogun bermain tanpa rasa takut, seringkali mengungguli jungler veteran.
Meta musim ini juga sangat cocok dengan BTR. Statistik menunjukkan mereka memiliki win rate 90.91% yang mengerikan saat menggunakan Yi Sun-shin (YSS), membuktikan penguasaan mereka terhadap salah satu hero jungler terkuat di S16. BTR adalah ancaman paling nyata bagi dominasi ONIC, dan pertarungan mereka di Playoff nanti adalah yang paling ditunggu-tunggu.
BAGIAN 2: KUDA HITAM & PARA PENANTANG (PERINGKAT 3-5)
Di papan tengah, pertarungan tidak kalah sengit. Tiga tim ini—Alter Ego, EVOS Glory, dan Dewa United—menunjukkan performa yang fluktuatif namun berhasil mengunci tempat mereka di Playoff.
3. Alter Ego (9-7): Stabilitas Sang ‘Kuda Hitam’ Abadi
Alter Ego (AE) mengakhiri musim di peringkat ketiga. Sebuah pencapaian yang solid, menempatkan mereka sebagai “yang terbaik di antara yang lain” di luar dua raksasa teratas. AE musim ini adalah definisi dari konsistensi papan tengah.

Mereka mungkin tidak memiliki win streak panjang yang mencolok seperti ONIC atau BTR, namun mereka jarang tersandung melawan tim-tim di bawah mereka. Diperkuat oleh rookie Cyrus (Rookie of the Week Pekan 1), AE menunjukkan permainan kolektif yang rapi. Mereka adalah tim yang tahu identitas mereka. Meski tidak selalu spektakuler, mereka efisien.
Finis di peringkat 3 memberi mereka keuntungan di Playoff, di mana mereka akan menghadapi tim peringkat 6, NAVI. Di atas kertas, AE diunggulkan, tetapi musim ini telah mengajarkan kita untuk tidak meremehkan siapapun.
4. EVOS Glory (8-8): Perjalanan ‘Roller Coaster’ Sang Macan
Bagi EVOS Glory, S16 adalah musim yang penuh gejolak. Mengakhiri musim dengan rekor seimbang 8-8 di peringkat keempat adalah cerminan sempurna dari performa mereka: kadang brilian, kadang mengecewakan.

Sang Macan Putih menunjukkan tanda-tanda kebangkitan dengan pemain muda mereka. Rendyy, sang rookie di EXP Lane, berhasil mencuri perhatian dan memenangkan “Rookie of the Week” dua kali (Pekan 3 & 7). EVOS mampu mengalahkan tim-tim besar, namun secara mengejutkan juga bisa kalah dari tim papan bawah.
Inkonsistensi ini menjadi pekerjaan rumah terbesar mereka. Puncaknya adalah di pertandingan terakhir musim reguler, di mana mereka ditaklukkan 0-2 oleh Dewa United. Kekalahan ini tidak hanya merugikan momentum mereka tetapi juga menciptakan narasi yang sangat menarik, karena lawan mereka di pertandingan pertama Playoff (Upper Bracket Quarter-Finals) adalah… Dewa United. Ini akan menjadi laga balas dendam yang panas.
5. Dewa United Esports (8-8): ‘Anak Ajaib’ QINN Membawa Berkah
Kisah paling mengejutkan di papan tengah, dan mungkin di seluruh liga, adalah Dewa United Esports. Sama seperti EVOS, mereka finis dengan rekor 8-8, namun menempati peringkat kelima karena kalah head-to-head.

Naratif utama Dewa United musim ini terfokus pada satu nama: John “QINN” Carlo. Rookie EXP Laner impor asal Filipina ini adalah wahyu sejati S16. QINN tidak hanya bermain bagus; dia bermain di level MVP.
Statistik membuktikannya. QINN berhasil menyabet gelar “Rookie of the Week” sebanyak empat kali (Pekan 2, Pekan 5, Pekan 6, dan Pekan 9). Ini adalah rekor yang fenomenal dan menunjukkan betapa instrumentalnya dia bagi kesuksesan Dewa. Permainan EXP Lane-nya yang agresif, penguasaan hero mekanik tinggi, dan kemampuannya membalikkan keadaan dalam team fight telah menjadi motor penggerak Dewa United.
Dewa United tumbuh dari tim yang diremehkan menjadi tim yang sangat berbahaya. Kemenangan 2-0 mereka atas EVOS di minggu terakhir menjadi pernyataan tegas bahwa mereka siap bertarung di Playoff. Pertemuan kembali mereka dengan EVOS akan menjadi ajang pembuktian: apakah momentum Dewa dan keajaiban QINN dapat berlanjut di panggung yang lebih besar?
BAGIAN 3: DRAMA DI DETIK TERAKHIR – TRAGEDI RRQ DAN KEAJAIBAN NAVI
Inilah kisah terbesar, terpenting, dan paling emosional dari Regular Season MPL ID S16. Pertarungan untuk satu tiket Playoff terakhir antara dua tim—sang legenda dan sang pendatang baru—berakhir dengan cara yang paling dramatis.

NAVI (6-10) Lolos, RRQ Hoshi (6-10) Tersingkir
Selama 15 musim berturut-turut, nama RRQ Hoshi tidak pernah absen dari babak Playoff. Mereka adalah dinasti, sang “Raja dari Segala Raja”. Musim ini, rekor itu pecah.
Perjalanan RRQ di S16 adalah perjuangan berat sejak awal. Mereka terseok-seok, mencoba berbagai kombinasi roster, namun tidak pernah menemukan ritme yang konsisten. Manajemen RRQ, Pak AP, bahkan sempat berkomentar bahwa timnya bermain “jelek”. Kekalahan demi kekalahan menumpuk, dan di minggu-minggu terakhir, nasib mereka berada di ujung tanduk.
Di sisi lain, ada NAVI (Natus Vincere). Tim yang musim lalu finis tanpa satu kemenangan pun, kini hadir dengan wajah baru dan semangat baru. Mereka adalah underdog sejati.
Semua drama mengerucut pada minggu terakhir. RRQ wajib menang di laga-laga krusial mereka. Namun, mereka justru tersandung, termasuk kalah dari tim papan bawah Team Liquid ID. Ini menempatkan mereka dalam posisi di mana nasib mereka bergantung pada pertandingan terakhir musim ini: RRQ Hoshi vs NAVI.
Pertandingan ini bukan sekadar pertandingan biasa; ini adalah do-or-die. Pemenangnya akan mengambil tiket Playoff keenam. Pecinta esports Indonesia menahan napas. Pertandingan ini memecahkan rekor peak viewership (PV) tertinggi musim ini, mencapai 2.5 juta penonton.
Di bawah tekanan yang luar biasa, NAVI melakukan hal yang mustahil. Mereka mengalahkan RRQ. Sejarah tercipta. NAVI, untuk pertama kalinya, lolos ke babak Playoff. Dan RRQ, untuk pertama kalinya, gagal.
Kedua tim mengakhiri musim dengan rekor identik 6-10. Namun, NAVI unggul tipis dalam game win rate. NAVI memiliki 16 game win, sementara RRQ hanya 15. Sebuah margin setipis silet yang memisahkan antara euforia dan tragedi. Kegagalan RRQ ini menandai akhir dari sebuah era dominasi yang tak terputus.
BAGIAN 4: YANG TERSINGKIR (PERINGKAT 8 & 9)
Selain RRQ, dua tim lain juga harus mengakhiri perjalanan mereka lebih awal.
8. Geek Fam (5-11) Setelah musim yang menjanjikan sebelumnya, Geek Fam tidak dapat mereplikasi kesuksesan mereka. Meski Baloyskie masih menunjukkan kepemimpinan yang luar biasa (bahkan memenangkan MVP Mingguan di Pekan 7), secara kolektif Geek Fam tidak cukup kuat. Mereka seringkali unggul di early game namun gagal menutup pertandingan.

9. Team Liquid ID (4-12) Kekecewaan terbesar musim ini, selain RRQ, adalah Team Liquid ID (TLID). Sebagai tim runner-up M-Series (Piala Dunia MLBB), ekspektasi terhadap mereka sangat tinggi. Namun, mereka justru terpuruk di dasar klasemen. Performa mereka jauh dari standar, dan mereka hanya mampu mengoleksi 4 kemenangan. Bagi tim sekaliber TLID, finis di peringkat 9 adalah kegagalan total.

BAGIAN 5: ANALISIS META DAN PETA JALAN PLAYOFF
Regular Season S16 juga menarik dari sisi strategis. Mulai Pekan 5, Moonton memperkenalkan “Annual Map Change” yang mengubah beberapa aspek Land of Dawn. Fitur seperti “Dangerous Grass” (semak yang lebih lebat), “Broken Walls” (celah dinding baru), dan “Expanding Rivers” (sungai yang memberi movement speed) memaksa tim untuk beradaptasi.
Dari segi hero, kita melihat dominasi jungler dengan mobilitas tinggi dan clear speed cepat seperti Lancelot dan Yi Sun-shin. Di mid lane, hero seperti Zhuxin menjadi prioritas utama. Sementara di roam, hero healer seperti Floryn dan Angela sering menjadi langganan ban.
Kini, panggung telah diatur untuk babak Playoff yang akan dimulai pada 29 Oktober 2025.
Jadwal Playoff (Upper Bracket Quarter-Finals):
- Rabu, 29 Oktober 2025:
- Match 1: Alter Ego (P3) vs. NAVI (P6)
- Match 2: EVOS Glory (P4) vs. Dewa United Esports (P5)
Pemenang dari Match 1 akan menghadapi Bigetron by Vitality, sementara pemenang Match 2 akan menantang sang pemuncak klasemen, ONIC Esports, di Semi-Finals Upper Bracket.

QINN – ROOKIE YANG BERSINAR!
Regular Season MPL ID S16 adalah musim yang akan tercatat dalam buku sejarah. Ini adalah musim di mana dominasi ONIC semakin tak terbantahkan, BTR muncul sebagai penantang paling serius, dan bintang baru seperti QINN dari Dewa United lahir.

Namun, di atas segalanya, ini akan selalu diingat sebagai musim di mana sang Raja RRQ Hoshi akhirnya tumbang, digantikan oleh pendatang baru NAVI dalam drama satu pertandingan yang memukau 2.5 juta penonton.
Enam tim tersisa, tetapi hanya satu yang akan mengangkat piala. Pertanyaannya kini adalah: mampukah ONIC mempertahankan takhta mereka? Bisakah BTR menyelesaikan kebangkitan mereka? Atau akankah kuda hitam seperti Dewa United dan NAVI melanjutkan kisah dongeng mereka?
Babak Playoff akan menjawab semuanya. Sampai jumpa di MPL ID S16 – Playoffs, Rabu, 29 Oktober 2025!!
